Museum Wayang Kekayon

MUSEUM WAYANG KEKAYON
Alamat                   :  Jl. Raya Wonosari KM. 7 No. 277, Yogyakarta 55197
Telp.                      : (0274) 513218, 379058
Jam buka               :  08.00-14.00
Harga tiket             :  Rp 5.000/orang
                                  Rp 30.000/dslr
Parkir                     : gratis
Pendiri                   : Prof. Dr. dr. KPH Soejono Prawirohadikusumo, SpS,SpKj(K)
Catatan               
Museum Wayang Kekayon ini menampilkan kurang lebih 5000 koleksi wayang dari  seluruh nusantara. Wayang wayang ini diletakkan di lemari kaca dan tersusun rapi. Karena  suatu alasan ada sebagian wayang dari berbagai negara yang belum bisa dipajang di museum ini. Dari segi bangunan desain museum ini bernuansa jawa kuno.



Prof. Dr. dr. KPH Soejono Prawirohadikusumo, SpS,SpKj(K) selaku pendiri dan ketua yayasan museum, beliau mendapatkan inspirasi untuk mendirikan Museum Wayang di Yogyakarta pada saat beliau menyaksikan museum-museum di Belanda sekitar tahun 1967. 
Pada waktu itu beliau sedang menempuh pendidikan S2 di Belanda. Sepulangnya dari Belanda, kerabat Puro Pakualaman ini mulai mengumpulkan wayang sedikit demi sedikit dan membangun Museum Wayang hingga selesai pada tahun 1987 yang ditandai dengan Surya Sengkala "Kekayon Siyaga Angesti Wiyata". Museum itu diresmikan oleh Gubernur DIY pada waktu itu K.G.P.A.A. Paku Alam VIII pada tanggal 5 Januari 1991. Kurang lebih 90% koleksi Museum Wayang merupakan koleksi pribadi, selebihnya merupakan hibah dan titipan dari para pecinta seni pewayangan. 
 




Ada hal yang menarik dari banyaknya cerita dalam wayang-wayang tersebut. Yang paling menarik perhatian adalah perang baratayudha. Perang saudara antara Pandawa dan Kurawa. 
Himbauan untuk museum
Karena hanya ada 2 orang staf yang menjaga mungkin itulah sebab museum ini tidak terawat dengan baik. padahal jika dilihat bangunan pada museum ini sangat indah. Akan tetapi tempat ini terkesan kotor karena banyak daun-daun dan ranting jatuh tapi tidak dibersihkan/belum dibersihkan. Secara keseluruhan museum ini wajib untuk dikunjungi para golongan pelajar maupun orang biasa. Terutama lagi penyuka budaya akan senang mengunjungi tempat ini.




TOKOH WAYANG YANG DISUKA
DEWI SRIKANDI
sumber : https://ror2danwayang.files.wordpress.com/2013/07/srikandi-solo-02.jpg
Srikandi, nama yang sangat sering dipakai dalam istilah istilah bagi perempuan yang membuat jasa bagi kaumnya ataupun bagi bangsa dan Negara. Semisal menjadi atlet yang berlaga bagi olimpiade atau kejuaraan suatu cabang olah raga ataupun hal hal lain yang mengharumkan nama bangsa dan Negara.
Julukan tersebut juga lekat pada para wanita yang dengan perjuangannnya bagi  kehormatan diri dan keluarga terutama kegiatan yang biasa dilakukan oleh kaum lelaki. Sosok Srikandi dalam cerita poewangan merupakan putri kedua dari Prabu Drupada yang merupakan raja dinegeri Pancawala dengan permaisurinya adalah Dewi Gandawati. Walaupun sebagai seorang wanita namun Dewi Srikandi sangat menyukai olah kanuragan berupa kegiatan keprajuritan dan Dewi Srikandi tersebut mempunyai keahlian  memanah, maka tidak heran jika dalam beberapa visualisasi sering ditampilkan pose srikandi dengan membawa senjata panah. Namun untuk gaya yogyakarta justeru sering divisualisaikan dengan memegang senjata keris.
Keahlian memanah tersebut diperoleh Srikandi saat berguru dengan Arjuna, yang akhirnya menjadi suaminya. Namun perkawinan dengan Arjuna tidak menghasilkan keturunan. Kemampuan memanah srikandi sangat sulit ditandingi oleh siapapun, karena kemampuannya memang sangat luar biasa dalam hal memanah.
Dewi Srikandi menjadi ksatria wanita yang disegani dan menjadi suri tauladan prajurit wanita, ia berttindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kerajaan madukara dan seisinya. Saat perang Bharatayudha dewi Srikandi menjadi salah satu panglima perang Pandawa menggantikan Resi Seta, seorang satria yang telah gugur ketika berhadapan dengan Bisma, senopati atau panglima tentara Kurawa. Dengan panah Hrusangkali akhirnya dewi Srikandi dapat mengalahkan Resi Bisma, hal ini sesuai kutukan Dewi Amba puteri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura yang dendam kepada Bisma karena ditolak untuk menikah. Akhir riwayat Dewi Srikandi sendiri tewas oleh Aswatama yang masuk menyelinap masuk ke keraton  hastinapura setelah berakhirnya perang Bharatayudha.
Sosok Dewi Srikandi menjadi satu gambaran seorang wanita yang tidak hanya mempunyai sifat yang lemah lembut, keibuan, cantik dan emosional, serta sebatas sebagai ibu rumah tangga saja yang bertanggung jawab mengasuh, mendidik dan melayani suami. Namun sosok wanita dari Srikandi menjadi satu contoh bahwa keberadaan wanita juga sanggup untuk menjadi pemimpin yang cukup disegani dan memiliki ketangguhan dan kemampuan yang hebat. Dan seorang wanita ditakdirkan sebagai seorang manusia yang melahirkan keturunan yang tidak bisa dilakukan oleh pria.

referensi 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

GEREJA AYAM

PINUSAN MAGELANG

ALANISA FOOD TRAVEL #5